Monday, November 24, 2008

Monday Syndrome..Again and again??

JAKARTA-Pagi tadi Jakarta Selatan diguyur hujan yang mengakibatkan suhunya relatif cukup dingin daripada biasanya yang sudah gerah dari jam7 pagi. Seperti biasanya senin pagi saya langsung berangkat dari kampung halaman di Bandung untuk kembali masuk kerja di Jakarta, begitulah menjadi seorang Komuter mingguan yang hampir setiap pekan menghabiskan waktu di kampung halaman di setiap liburan akhir pekan sabtu-minggu, jumat malam pulang Bandung, dan Senin pagi sudah mulai masuk kerja lagi =)

Akibatnya hampir disetiap hari senin, saya menderita monday syndrome..tapi syndrome yang satu ini tidak begitu berbahaya bagi kesehatan, hanya meradang sesaat 1 atau 2 hari, setelah itu akan kembali normal,tidak ada kaitannya dengan dengan slogan "i hate monday"..



Monday, November 10, 2008

Re: Krisis financial global

keguncangan pasar modal yang menjadi sebab krisis ekonomi global telah menjadi bukti kegagalan sistem kapitalismeyang memang merupakan sistem sampah.sudah selayaknya sistemini kita ganti dengan sistem yang benar. yup sistem islamlah yang telah terbukti dengan sistem ekonomi islamnya mampu mengatasi semua problematika ekonomi yang melanda dunia. akan tetapi tentu sistem ini tidak akan bisa diterapkan kecuali dengan adanya institusi negara yang menerapkannya yaitu khilafah. so SAATNYA SYARIAH DITERAPKAN DAN SAATNYA KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA (Iswahyudi, etoser)

Tanggapan :
maaf..bukan berarti tidak setuju dengan sistem kekhalifahan dan bukan berarti mendukung sistem kapitalisme, tapi maaf..terlalu dini untuk mengatakan sistem ekonomi barat (baca:kapitalisme) itu gagal kalau sistem kapitalisme itu dinisbatkan pada ekonomi AS dan negara-negara yang umumnya terkena krisis sekarang, termasuk negeri kita tercinta, paling hanya terkoreksi beberapa tahun saja (1-2 tahunan), setelah itu akan pulih lagi..begitu yang saya baca

karena mereka juga terus memperbaiki sistem yang ada setiap saat ketika ada krisis seperti ini, dan ingat krisis ekonomi seperti ini bukan hal yg aneh,,dahulu kala juga sudah pernah terjadi krisis-krisis ekonomi dunia dan pasti selalu ada jalan keluar, dan tidak menutup kemungkinan memang sistem ekonomi yang berprinsip islamlah yang akan menjadi solusi, meskipun mereka bukan negara berlabel islam seperti AS dan Inggris, dan sekarang ekonomi islam termasuk islamic finance memang lagi naik daun, termasuk di 2 negara itu, klik disini atau baca ini

dan kalau berbicara sistem ekonomi kan bagian dari muamalah, dimana kaidah dasarnya itu kurang lebih 'semua boleh dilakukan, kecuali yang dilarang', berbeda dengan masalah ibadah (bukan arti yg luas) yang berkaidah sebaliknya, yaitu 'semua tidak boleh dilakukan, kecuali yang di perintahkan' artinya dalam berekonomi kita diberikan kesempatan untuk berpikir dan berdaya kreasi seluas-luasnya sepanjang tidak melanggar larangan yang ada, jadi dalam berekonomi kita memperhatikan rambu-rambu larangannya saja,

nah dalam hal ini, menyikapi sistem ekonomi yang sekarang berjalan, entah itu disebut ekonomi kapitalisme atau ekonomi sosialisme, bahkan ekonomi islam sekalipun..perspektif kaidah itulah yang kita pakai..tidak semua aspek yang ada di sistem ekonomi barat/timur itu dilarang, mari kita pilah-pilah saja mana yang sesuai dan mana yang tidak, mana yang melanggar larangan mana yang tidak, yang tidak melanggar larangan tentu boleh dilakukan kan? yang melanggar larangan itulah yang tidak boleh dilakukan.

kita ambil satu contoh tentang sistem pasar modal yang sekarang dihantam krisis.apakah semua transaksi disana semuanya haram?? substansinya disini.yang saya baca dan pahami tidak semuanya haram.Ulama-ulama di dunia termasuk DSN-MUI sekalipun memperbolehkan transaksi di pasar modal kok, hanya saja memang ada transaksi yang diharamkan disana, contohnya apa saja?salah satunya klik disini

oia kalau kita baca sejarah, penggunaan mata uang dinar/dirham juga aslinya bukan lahir pertama kali dari peradaban Islam jaman Rosulullah Muhammad, SAW (karena nabi2 sebelum nabi muhammad juga sama-sama berIslam-Pen), tapi berasal dari peradaban persia (yg tidak berIslam), yang kemudian dipakai juga oleh umat islam waktu itu, jauh hari setelah itu baru ada dinar/dirham produksi sendiri yang ada simbol2 islamnya.artinya sah-sah aja mengambil sistem lain sepanjang tidak melanggar syariah (larangan) yang ditetapkan.

nb:
syariah dari dulu sudah diterapkan kok
peace ah

Re: Krisis financial global Oleh Muslimah Nawwafi

belum tentu yang bukan anak ekonomi itu tidak mengerti istilah2 ekonomi, jadi gak usah disebut2 seperti itu lah ya, jangan under estimate, soalnya seperti misalnya di ITB itu ada UKM yang namanya KSEP (Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal)yang kegiatannya ya studi ekonomi dan pasar modal yang notabene santapannya para mahasiswa ekonomi, padahal yang ikut disana kebanyakan mahasiswa ITB yang tidak ada jurusan ekonominya, kan ada SBM? tidak, KSEP lahir jauh hari sebelum SBM ITB lahir,dan teman yg di TI juga punya mata kuliah yang berkaitan dangan masalah keuangan dan ekonomi,dan seterusnya..

pendeknya di era kemajuan teknologi informasi seperti sekarang, setiap orang bisa saja dengan mudah memahami masalah-masalah ekonomi termasuk mengenai krisis keuangan global saat ini, meskipun bukan anak ekonomi. catat de pendi..hehe =)

back to the topic,
saya pikir berbeda krisis yang terjadi di 97/98 dengan yang terjadi saat ini,ini sesuai dengan pendapat para pengamat dan ahli ekonomi juga lho

pertama, dari penyebab timbulnya krisis sudah berbeda, dulu murni berasal dari transaksi di pasar modal, tapi hanya terjadi di Asia saja. yg sekarang datangnya dari negeri paman sam karena subprime mortgage itu,dan efeknya menjalar ke pasar modal dan keuangan di seluruh dunia, tidak hanya asia.tapi ada yang berpendapat mata rantai penyebabnya hingga jauh hari sebelum itu, yakni sejak runtuhnya menara kembar WTC 11/9 2001 yang lalu

kedua, krisis 97/98 diiringi oleh krisis-krisis lainnya terutama krisis di bidang politik dan keamanan, dimana waktu itu sampai terjadi chaos dan penjarahan yang membuat 'takut' para pelaku pasar, termasuk para investor yang ramai2 meninggalkan Indonesia, sehingga jatuhlah pasar modal dan pasar keuangan kita, IHSG turun, Rupiah anjlok mencapai 17.000/$, sedangkan sekarang, meskipun pemilu sebentar lagi, gejolak politik relatif stabil dan pasar cukup percaya dengan kinerja pemerintah saat ini (apalagi sama Ibu Sri Mulyani yang termasuk wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia diatas Hillary Clinton dan termasuk Menteri Keuangan yang paling Sukses di Asia)

ketiga,Beban negara dulu lebih besar daripada sekarang, seperti dana subsidi dan hutang negara kita baik pemerintah maupun swasta itu tidak sebesar dulu,apalagi sekarang harga minyak kembali turun, dan dulu masih terikat sama IMF, sekarang sudah tidak lagi.akibat dari anjloknya nilai tukar semakin membengkak akibatnya membengkak pulalah hutangnya, suku bunga naik berkali lipat.hingga perbankan Indonesia pun collapse kena negative-spread hingga muncul kasus BLBI

tidak rasionalnya kebijakan pemerintah Indonesia menghadapi krisis keuangan saat ini dasarnya apa? kalau hanya beda pendapat aja dalam mengatasi krisis ini ya wajar aja,karena tentu semua berpeluang memiliki pemikiran yang berbeda dengan alasan dan dasar yang berbeda pula

Krisis financial global Oleh Muslimah Nawwafi

Kayaknya belum telat membahas krisis financial global. Bagi yang bukan anak ekonomi mungkin agak kesulitan memahami berita2 di koran atau media massa lainnya mengenai krisis financial global yang tengah terjadi karena terlalu banyak istilah2 atau data2 yang kurang familiar.

Singkatnya dapat dijelaskan seperti ini;
Krisis ekonomi Amerika, yang akhirnya menjadi krisis global, dipicu oleh investasi yang dilakukan institusi-institusi keuangan Amerika dalam subprime motgage.

Apa itu subprime mortgage?
Ketika bank-bank menyalurkan kredit perumahan, bank kemudian "menjual piutang-piutang nasabah" kepada institusi keuangan dalam bentuk surat hutang yang bisa diperjualbelikan. Surat hutang inilah yang disebut sebagai subprime mortgage, dimana keuntungan dan pengembalian pokok investasinya sangat ditentukan dari kelancaran kredit perumahan dari nasabah-nasabah bank tersebut.

Saat kredit perumahan menjadi macet sampai pada taraf yang mengkhawatirkan, otomatis institusi-institusi keuangan yang berinvestasi pada subprime mortgage mengalami kerugian besar. Inilah awal kejatuhan ekonomi Amerika, karena pada dasarnya risiko investasi perbankan ataupun institusi keuangan bersifat sistemik, dalam arti kerugian institusi keuangan akan berdampak pada terpukulnya perekonomian negara. Inilah yang dialami oleh Amerika.

Beberapa institusi keuangan besar seperti Lehmann Brothers., Meryll Lynch, dan AIG (American Internasional Group) pun jatuh, dan pemerintah Amerika harus turun tangan menyediakan subsidi. Saham perusahaan dijual kepada investor asing. Akibat dari jatuhnya institusi keuangan tersebut berdampak pada kinerja saham mereka di bursa saham yang terjun bebas, sehingga dampaknya juga ke indeks bursa saham Amerika (DJIA), karena institusi keuangan memiliki kapitalisasi pasar yang cukup signifikan. Akhirnya investor-investor mulai menarik dananya dari bursa, sehingga kejatuhan indeks bursa semakin parah.

Sedikit analisa tentang kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi krisis ini yang dapat saya sampaikan: Presiden menyatakan, kita harus menghadapi krisis ini dengan tenang dan rasional. Namun langkah-langkah yang dilakukan pemerintah justru menunjukkan kepanikan dan tidak rasional. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Pada 9 oktober 2008, sehari setelah mengumukan BEI akan dibuka, dengan alasan beredar rumor tidak sehat, besoknya (10 0ktober 2008) keputusan itu dibatalkan. Belum lagi kebijakan bayback saham BUMN, yang ternyata lebih menguntungkan asing. Pasalnya, 600.000 lebih pemain saham di bursa saham, 60 persennya adalah pemain asing. Dengan kata lain, jika BUMN itu digunakan untuk bailout maka yang diuntungkan jelas bukan Indonesia, melainkan pihak asing.Ini jelas tidak rasional. Tim keuangan RI juga sudah dipengaruhi oleh IMF dan Bank Dunia yang menganjurkan agar dinaikkan suku bunga. Logika mereka adalah menahan gejolak rupiah yang akhirnya juga tidak tertahan. Akibatnya, para debitur menjerit atas kenaikan bunga pembayaran, yang dimanjakan adalah para kreditur yang mayoritas asing sehingga menahan uang di Negara Indonesia

Meski dalam berbagai kesempatan Presiden dan jajarannya selalu mengatakan, bahwa krisis keuangan ini tidak identik dengan krisis ekonomi ,fakta krisis tahun 1997-1998 juga membuktikan hal yang sama, dan disebabkan oleh faktor yang sama: Bursa Saham, Bank Konvensional, Mata Uang, dan Perseroan Terbatas (PT). Bursa saham ada dan berkembang karena adanya PT yang menjual saham, obligasi dan surat berharga lainnya di pasar modal.